Gastronomic Experiences Pada Bisnis Rumah Makan Tradisional
Abstract
Gastronomi wisata kuliner menjadi aspek penting dalam industri pariwisata, mampu mengundang perhatian pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Salah satu makanan khas yang menonjol di Bojonegoro adalah Makanan Tradisional Khas Bojonegoro, seperti sego buwuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi daya tarik gastronomi yang dimiliki oleh Rumah makan tradisional sebagai daya tarik utama bagi wisatawan. Teori yang digunakan adalah Teori Komunikasi Simbolik" dan "Teori Pengalaman Wisatawan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan survei, wawancara, dan observasi langsung terhadap pengunjung dan pemilik usaha kuliner Rumah makan tradisional di Bojonegoro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah makan tradisional di Bojonegoro memiliki daya tarik yang kuat dalam berbagai aspek gastronomi. Keunikan rasa dan tekstur sego Buwuhan, membuat pengunjung kembali lagi untuk menikmati hidangan ini. Selain itu, potensi kuliner lokal dan kualitas bahan baku makanan tradisional yang digunakan juga menjadi nilai tambah dalam pengalaman kuliner. Suasana warung yang nyaman, keakraban antara pemilik dan pengunjung, serta berbagai program promosi khusus turut memperkaya pengalaman gastronomi wisatawan. Potensi daya tarik gastronomi Rumah makan tradisional di Bojonegoro ini dapat menjadi landasan bagi pihak terkait untuk mengembangkan dan mempromosikan pariwisata kuliner di Bojonegoro, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta kontribusi ekonomi lokal.
References
Brillat-Savarin, J.-A. (1994). The Physiology of Taste. (Penerjemah: A. Drayton, Harmondsworth: Penguin.
Darsiharjo, Suhatno, & Wahyudi, A. (2016). Potensi Pengembangan Wisata Gastronomi di Kota Surakarta. Jurnal Geoeduland, 1(1), 1-8.
Kartika, T., Suryadi, & Turgarini, D. (2019). Pengembangan Wisata Gastronomi sebagai Daya Tarik Pariwisata di Kota Bandung. Journal of Tourism and Creativity, 3(2), 96-107.
Misnawati, D. (2019). Kajian Simbolisme Kuliner Mpek Mpek Dalam Interaksi Sosial Masyarakat Palembang. Jurnal Vokasi Indonesia, 7(1), 72–77. https://doi.org/10.7454/jvi.v7i1.138 Dwiastuti, D. S., & Dillak, V. J. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(1), 137–146.
Mursese, R. T., & Misnawati. (2022). Makanan sebagai Simbol dan Komunikasi Budaya dalam Masyarakatakat. Jurnal Ilmu Komunikasi, 20(1), 45-60.
Nurwitasari, A. (2015). Analisis Potensi Pengembangan Wisata Kuliner sebagai Daya Tarik Wisatawan di Kota Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 10(2), 123-145.
Steinmetz, R (2010). Food, Tourism and Destination Differentiation. The case of Roturua, New Zealand. New Zealand: Auckland University of Technology Undang-Undang No. 10 Tahun 2009. Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Jakarta.
Weichart G. 2004. “Minahasa Identity: A Culinary Practice”. di dalam Jurnal Antropologi Indonesia. Special Volume. Jakarta: Departemen Antropologi UI..
World Tourism Organization. (2012). Global Report on Food Tourism. Madrid: UNWTOIriyanti, D., Murni, S., & Untu, V. N. (2022). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Industri Otomotif Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 10(4), 584–595.
Yasir, Y. (2021). Komunikasi pariwisata dalam pengembangan destinasi wisata di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Jurnal Kajian Komunikasi, 9(1), 108 120. Laksmiwati, M., Meidiyustiani, R., Oktaviani, R. F., & Priyanto, S. (2023). The Role of Dividend Policy as An Intervening of Financial Performance on Company Value. International Journal of Social Service and Research, 3(1), 170–180. https://doi.org/10.46799/ijssr.v3i1.234

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.